Kisah Nur Fajri, Pria Makassar Lolos dari Jerat Mafia di Thailand

06 Oktober 2023 10:00

GenPI.co Sulsel - Seorang pria asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) Nur Fajri menceritakan dirinya sempat ditawan mafia di luar negeri, hingga berhasil selamat.

Nuf Fajri merupakan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan modus bekerja dengan gaji besar.

Dia bercerita, awal mula peristiwa memilukan itu dari media sosial Facebook.

BACA JUGA:  Polda Sulsel Sukses Bongkar Praktik Prostitusi Anak di Bawah Umur, Sebegini Tarifnya

Awalnya, dirinya mendapat informasi lowongan kerja dari agen Ariana. Dalam tahap seleksi terdapat tes komputer dan Bahasa Inggris.

”Saya dinyatakan lulus, dan ditanggung biaya pesawat sampai di Myanmar, tetapi belum bertemu orangnya,” terangnya, belum lama ini.

BACA JUGA:  2 Germo Prostitusi Online Makassar Diringkus, Sebegini Tarif Sekali Goyang

Kecurigaan mulai muncul ketika Nur Fajri yang sudah berada di hotel Myanmar mendapat penempatan kerja di Mae Sot, Thailand perbatasan.

Dirinya kemudian dijemput dan dibawa ke arah hutan, melewati tiga pos yang semuanya dijaga orang bersenjata.

BACA JUGA:  Pj Gubernur Sulsel Ancam Mafia Pangan, Jangan Main-Main!

Tiga orang bersenjata laras panjang lalu mengambil Nur Fajri dan membawa ke asrama seperti base camp mafia yang sudah banyak orang Tiongkok.

”Ruangan sudah ditempatkan dan saya diberikan komputer, saya mulai curiga karena tugas saya costumer service, tapi malah jadi scammer,” katanya.

Tidak hanya orang asing, Nur Fajri juga melihat banyak warga Indonesia di lokasi tersebut.

Dia pun terpaksa bekerja selama lima bulan dan seminggu disekap di lantai tiga dengan ancaman moncong senjata.

”Terpaksa saya lakukan (menipu) menjalankan situs biro jodoh palsunya. Nama akun saya Vanila, foto cewek Korea. Diberi user untuk mengambil nomor calon korban,” bebernya.

Pelaku bernama Liu Jin saat itu memanggilnya ke atas, kemudian sepuluh orang memukuli lalu tubuh diikat.

”Selama saya disekap selalu dipukuli. Pelakunya minta tebusan Rp105 juta, tetapi bapak saya hanya bisa bayar Rp30 juta,” kenangnya.

Nur Fajri menjelaskan, dirinya dipukuli karena tidak mau dipekerjakan sebagai penipu. Dia juga mendapat kekerasan ketika gagal melakukan panggilan telepon saat meminta tebusan.

”Ada luka robek di kening dan bagian dahi wajah saya. Bahkan, ada pula orang di siksa disetrum listrik,” jelasnya.

Singkatnya, dirinya bisa lolos dari maut setelah terjadi proses negosiasi antara mafia dan pemerintah Indonesia.

”Ada proses negosiasi, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Pak Mahfud MD dengan mereka lewat KBRI Thailand,” ucapnya.

Pada Jumat, 9 Juni 2023 Nur Fajri tiba di Makassar setelah ditawan pelaku TPPO sindikat internasional sejak Desember 2022.

”Jangan terlalu percaya orang luar negeri yang mengiming-iming gaji besar, termasuk menjadi tenaga kerja. Sudah banyak korban, bahkan diambil organ ginjalnya,” pesan dia kepada masyarakat. (ant)

Redaktur: Hanif Adi Prasetyo

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co SULSEL