GenPI.co Sulsel - Perubahan iklim sejak beberapa tahun terakhir menghambat pengembangan kawasan wisata karst Rammang-Rammang di Kampung Berua, Kabupaten Maros.
Ketua RT Kampung Berua Darwis menjelaskan dirinya dan warga sekitar kesulitan membaca perubahan iklim.
Menurut Darwis, perubahan iklim terjadi tidak menentu dari tahun ke tahun.
Salah satu dampaknya ialah Kawasan Rammang-Rammang kerap terendam banjir.
Sepanjang 2021-2022, kawasan wisata tersebut sudah tiga kali kebanjiran.
“Sebelumnya banjir terjadi karena hujan selama lima hari berturut-turut. Kini cukup hujan tiga jam saja semuanya sudah terendam air," kata Darwis, Senin (21/3).
Sebelumnya, warga menjadikan tahun baru Masehi dan China sebagai patokan curah hujan tinggi.
Namun, saat ini masyarakat tidak bisa lagi menjadikan dua hari besar tersebut sebagai patokan.
Menurut Darwis, ada beberapa faktor yang membuat banjir sering terjadi di Kampung Berua.
Misalnya, penyempitan Sungai Pute, pendangkalan sungai, serta sejumlah proyek sekitar kawasan wisata. (ant)